Sunday, March 3, 2013

Detik-Detik Menuju Ujian Nasional

Pernah dengar kata ujian ? Pernah dengar kata nasional ? Gabungan kedua kata ini lah yang sering menjadi momok menakutkan bagi para siswa. Gimana gak, kita udah susah-susah sekolah selama setahun, terus cuma gara-gara kita gagal diujian yang lamanya cuman tiga hari, kita musti ngulangin masa-masa sekolah kita selama satu tahun, padahal semua itu telah kita lewati dengan susah payah. Adil ? Pikirin aja sendiri... Buat teman-teman yang sebentar lagi bakal ikut ujian nasional, nih gue kasih sedikit cerita beserta tips dan trik bagaimana menghadapai ujian nasional. Mari merapat…

Semua yang ada dicerita ini adalah nyata dan tidak ada yang direkayasa. Kalau didaerah gue, pasti tau yang namanya “BLT ujian nasional”. Gue nggak bakalan ceritain panjang lebar tetang “BLT ujian nasional” ini. Gue lagi cerita, bukan lagi ngadain bakti sosial. Pertama sih, gue beserta ke tiga temen gue janjian buat nambah jam pelajaran dengan cara ngambil les disalah satu pusat bimbingan belajar yang cukup terkenal. Untuk merahasiakan nama pusat bimbingan belajarnya, mari kita menggunakan inisial saja, sebut saja G.O.
 
Kami berempat membuat perjanjian kalau pada les kali ini kita harus serius dan tidak boleh main-main. Tapi yang namanya labil susah ditebak. Baru sebulan les, sudah banyak cobaan yang datang menghampiri. Sebenarnya ini bukan masalah yang serius, ini bisa diatasi jika saja kami berempat tidak malas. Tapi apa daya, kami berempat terlalu terlarut dalam indahnya bermain game, kami ketagihan. Pada akhirnya kami berempat sukses dalam melanggar janji kami untuk les secara sungguh-sungguh dan serius. Waktu belajar tambahan pun, sukses terpakai hanya untuk main game.Kami hanya bolos diwaktu mata pelajaran yang tidak kami sukai, tapi masalahnya, hampir semua mata pelajaran yang ada dipusat bimbingan belajar itu tidak kami sukai, jadi otomatis setiap ada les, waktunya kita pakai buat bolos dan main game. Bejat ? Itu tak seberapa sebelum kalian mendengar alasan kami ke orang tua kami. Kami pergi ke warnet dengan alasan ke orang tua mau menuntut ilmu ke pusat bimbingan belajar yang telah mereka percayakan. Secara tragis kami membodohi mereka. Kami membuang-buang uang mereka dengan cara yang tidak sepatutnya. Padahal gue tau, buat masuk ke G.O itu biayanya nggak murah. Bagi mereka yang berkecukupan, mungkin mudah memasukan anaknya untuk les ke pusat bimbingan belajar seperti itu, tapi lain halnya dengan mereka yang bekehidupan pas-pasan. Dibutuhkan “keringat lebih” bagi orang tua dengan penghasilan pas-pasan untuk memasukan anaknya ke pusat bimbingan belajar seperti itu, dan orang tua gue rela melakukan hal itu.

Sejujurnya gue malu dengan apa yang telah gue lakuin ke orang tua gue, mereka sibuk mencari nafkah agar pendidikan gue bisa bagus, tapi gue sendiri hanya membuang-buang kesempatan itu. Faktanya, gue lebih sayang game ketimbang orang tua gue. Miris... Waktu pun berlalu dengan cepat dan tanpa sadar kami pun masuk ke semester dua. Pada semester kali ini gue berniat untuk memperbaiki kesalahan gue yang dulu. Akhirnya gue mengajak ke tiga teman gue untuk serius dan mereka pun setuju. Tapi, lagi dan lagi, seperti layaknya keledai yang jatuh pada lubang yang sama, kami berempat kembali terjerumus dalam indahnya bermain game, kami ketagihan (lagi). Kami bolos, berbohong kepada orang tua, berbohong kepada diri sendiri, dan membuang-buang sisa waktu yang ada. Intinya kami rugi. Game yang tadinya hanya menjadi sarana untuk menyegarkan pikiran, sekarang telah menjadi ajang untuk membuang-buang waktu. Gue sadar, nggak ada yang bisa gue dapat dari bimbingan belajar kali ini... Waktu pun memberi tahukan bahwa UN tinggal dua bulan lagi. Panik dan bingung. Begitulah kondisi gue didetik-detik terakhir menuju ujian nasional. Ditengah-tengah kebingungan dan kenpanikan gue, muncul seseorang yang tanpa sadar telah memotivasi gue untuk memanfaatkan waktu yang ada.”Gue harus memanfaatkan waktu yang ada” kalimat inilah yang menjadi pedoman gue didetik-detik akhir menuju ujian nasional dan semua itu lahir karena dia, terima kasih dia... Akhirnya dua bulan terakhir itu gue pake buat mengejar ketertinggalan gue. Gue udah nggak mau ambil pusing lagi dengan ketiga teman gue tadi. Ketika mereka les, gue juga ikut les, tapi jika mereka bolos, gue tetap lanjut les. Semua les pun gue ikuti dengan serius, bahkan sampai ada tambahan les pun gue ikuti, ini semua semata-mata demi mengejar ketertinggalan gue. Persetan dengan orang lain ! ini hidup gue dan ini bekal buat masa depan gue nanti. Gue sadar, gue nggak bisa semudah itu mengejar ketertinggalan gue selama ini, tapi gue pikir, apa salahnya kalau gue berjuang untuk mempersempit jarak ketertinggalan gue selama ini… Ujian nasional pun tiba. Entah kenapa, gue ngerasa kalau kalau gue nggak siap. Mungkin semua ini karena gue hanya melakulan sedikit persiapan. Tapi gue sedikit lega karena BLT yang gue sebutin tadi ternyata masih ada.  Walaupun lulus karena bantuan BLT, tapi gue nggak pernah sekalipun kecewa dengan prinsip “memanfaatkan sisa waktu yang ada”. Gue selalu bisa berbangga hati karena gue telah memanfaatkan sisa waktu ada secara benar. Semua ilmu gue yang telah gue dapat, bisa gue pake buat tes masuk ke PTN. Dan Alhamdulillah, gue masuk ke jurusan yang gue minati, walaupun sebenarnya bukan PTN yang gue sukai sih, hahaha.

Sesuai perjanjian gue diatas, gue pengen ngasih tips dan trik dalam mengahadapi ujian nasional. Sebenarnya tips dan triknya sederhana kok, tips nya sih cuman belajar dan belajar, dan kalau triknya adalah : isi hasil ujian kalian dengan hasil yang telah kalian pelajari selama tiga tahun terakhir. Gimana, gampang kan ? Pasti gampang dong :D

Mungkin hanya ini yang bisa gue bagi. Ingat teman, waktumu adalah waktumu, bukan waktu orang lain.. jadi buanglah waktumu pada tempatnya. Jika kalian bermain-main dengan masa muda kalian, maka kalianlah yang akan rugi nanti dimasa tua, bukan orang lain. So, jangan kecewakan orang-orang disamping kalian yang telah mengorbankan segalanya demi pendidikan kalian. Buatlah mereka bangga, teman !

3 comments: