“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah
apa yang ada pada diri mereka”.
Kalimat tersebut dalam satu minggu terakhir sering sekali muncul dalam hidup
saya. Entah lewat diskusi umum, ceramah, atau sekadar lewat di linimasa sosial
media. Sampai akhirnya saya hadir pada sebuah diskusi kemarin sore yang
membahas tentang “cinta dan benci”.
Pertama-tama, mari kita ubah kalimat di atas, dari “cinta dan benci” menjadi “suka dan tidak suka”. Kenapa? Karena jika saya membagi dua hal di atas ke dalam sebuah spektrum kiri (cinta) dan kanan (benci), maka keduanya punya titik muara yang sama yaitu: ketidakseimbangan. Mari kita bahas satu-persatu.
Pertama-tama, mari kita ubah kalimat di atas, dari “cinta dan benci” menjadi “suka dan tidak suka”. Kenapa? Karena jika saya membagi dua hal di atas ke dalam sebuah spektrum kiri (cinta) dan kanan (benci), maka keduanya punya titik muara yang sama yaitu: ketidakseimbangan. Mari kita bahas satu-persatu.